Rabu, 03 Desember 2014

Belajar Sejarah Sastra Lama

A. Pengertian sastra lama/klasik      
Karya sastra yang ditulis dalam bahasa daerah, yang terdapat diseluruh wilayah Indonesia, termasuk bahasa melayu. Karya sastra yang berkembang sebelum pertemuan dan pengaruh kebudayaan barat.
B.    Ciri-ciri sastra lama ·      
  1.  Bersifat anonim (tidak diketahui penulisnya) ·        
  2.  Bersifat istana sentris (berpusat pada zaman kerajaan) ·        
  3.  Disampaikan dari mulut ke telinga ·         
  4. Merupakan milik berssama bagi masyarakat ·         
  5. Tidak mencanyumkan angka, tahun penulisan
C.    Perkembangan sastra lama · 
Pada hakikatnya sastra lama berkaitan dengan waktu atau masyarakat pencipta teks sastra yang bersifat tradisional ·Dikaitkan pada masa, kualoitas karya dan keabadian dijadikan tolak ukur bagi karya sastra kelompok tertentu.Khasana sastra lama mengacu pada karya sastra yang berasal dari rakyat maupun istana, baik tradisilisan maupun tulis. Dalam khasanah perkembangan sastra jawa, pada umumnya karya sastra yang diarahkan pada Pujangga Surakarta dan Kartasura /Periode sastra klasik/sastra lam Indonesia pra modern, ketika pengaruh barat intensif · Jenis-jenis sastra lama berasal dari tradisi tulis tanpa menfikan kehadiran sastra lisan ·Teks sastra lama berkembang dalam tradisi naskah dengan bahasa atau tulisan lokal atau daerah

Teori Roman Ingarden

Analisis Puisi Teori Roman Ingarden      
 Puisi(sajak) merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian- bagian serta jalinannya secara nyata. Roman Ingarden membagi elemen-elemen puisi menjadi dua lapis norma yaitu lapis “dunia” yang dipandang dari titik pandang tertentu yang tak perlu dinyatakan, tetapi terkandung dalamnya (implied). Sebuah peristiwa dalam sastra dapat dikemukakan atau dinyatakan “terdengar” atau “terlihat”, bahkan peristiwa yang sama, misalnya suara jederan pintu, dapat memperlihatkan aspek “luar” atau “dalam” watak. Lapis metafisis, berupa sifat- sifat metafisis (yang sublim, yang tragis, mengerikan atau menakutkan, dan yang suci), dengan sifat- sifat ini seni dapat memberikan renungan atau kontenplasi (kepada pembaca). Akan tetapi, tidak setiap karya sastra dalamnya terdapat lapis metafisis seperti itu. Simpulan Ingarden lahir di Kraków, Austria-Hungaria, pada tanggal 5 Februari 1893. Dia pertama kali belajar matematika dan filsafat di Lwów bawah Kazimierz Twardowski, kemudian pindah ke Göttingen untuk belajar filsafat di bawah Edmund Husserl. Dia dianggap oleh Husserl untuk menjadi salah satu siswa terbaik dan disertai Husserl ke Freiburg, di mana pada tahun 1918 Ingarden diserahkan disertasi doktornya dengan Husserl sebagai direktur. Ingarden adalah fenomenolog realis, dan dengan demikian tidak menerima idealisme transendental Husserl. Ingarden adalah salah satu yang paling terkenal ontologists fenomenologis, karena ia berusaha untuk menggambarkan struktur ontologis dan negara menjadi berbagai objek didasarkan pada fitur penting dari setiap pengalaman yang bisa memberikan pengetahuan tersebut.Yang dikenal karya terbaik dari Ingarden, dan yang hanya diketahui sebagian besar berbahasa Inggris pembaca, estetika keprihatinan dan sastra. Fokus eksklusif pada pekerjaan Ingarden dalam estetika adalah batas tertentu disayangkan dan menyesatkan tentang sudut pandang keseluruhan filsafatnya. Roman Ingarden membagi elemen-elemen puisi menjadi beberapa lapis, yaitu makna, dunia rekaan yang diciptakan pengarang, point of view yang berkaitan dengan masalah penyikapan, dan metafisis. Keseluruhan aspek makna yang terkandung dalam lapis makna itu terpapar lewat media bunyi yang berkaitan dengan tata bahasa, yakni morfologi dan sintaksis yang dalam penelaahannya tidak dapat dilepaskan dari telaah makna yang berhubungan dengan berbagai model pemaknaan yang ada. Lapis makna dijabarkan lagi menjadi lapis bunyi, lapis arti, dan lapis objek, lapis dunia, lapis metafisis. Analisis Ingarden itu dikemukakan Rene Wellek dan Austin Warren sebagai berikut. Karya sastra itu terdiri atas lapis-lapis norma. Lapis norma yangh di atas menimbulkan lapis dibawahnya. Begitu, seterusnya. Lapis norma yang pertama adalah lapis bunyi. Lapis bunyi menimbulkan lapis kedua, yaitu lapis arti. Lapis norma ketiga adalah lapis mnorma pengarang. Ingarden masih menambahkan dua lapis norma lagi, yang menurut Wellek dapat disatukan dengan lapis ketiga, lapis dunia pengarang. Analisis Ingarden ini adalah analsis yang sangat maju, tetapi ada kekurangannya kerana tidak menghubungkan dengan penilaian . Unsur-unsur karya sastra tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai mengingat karya sastra adalah karya seni yang fungsi estetisnya adalah dominant. Oleh karena itu, dalam menganalisis karya satra , termasuk puisi, ditunjukkan satuan-satuan estetis dari tiap-tiap norma dan fungsinya dalam struktur tersebut. Analsis lapis bunyi dan lapis itu arti sarana yang terpenting untuk memahami puisi. Hal ini disebabkan oleh puisi itu bersifat liris. Oleh karena itu sarana ekspresinya yang utama berupa satuan bunyi dan satuan arti. Sebaliknya, prosa bersifat epis atau naratif, amaka sarana utamanya satuan penceritaan, lapis dunia pengarang. Satuan-satuan estetik bunyi adalah persajakan, kiasan bunyi, dan orkestrasi. Dalam puisi, satuan-satuan bunyi itu saling berjalinan untuk mendapatkan ekspresivitas yang intensif. Bahkan juga satuan-satuan estetik lapis arti untuk mendapatkan nilai seni sebanyak-banyaknya. Di antara satuan estetik bunyi adalah sajak. Sajak adalah ulangan bunyi, baik, berupa asonansi, aliterasi, sejak awal, sajaka dalam, sajak akhir, maupun sajak tengah. Dalam pusisi lama ada pola sajak (sajak akhir) yang megikat. Dalam puisi periode berikutnya persajakan sebagai sarana kepuitisan, tetapi disesuaikan dengan fungsi ekspresivitasnya, tidak uasah harus terpola. Bahkan, ada kecenderungan untuk tidak mempergunakan persajakan pada periode 1970-1990 karena sajak ditulis seperti bentuk formal prosa. Disamping persajakan , sarana kepuitisan bunyi berupa orkestrasi. Orkestrasi adalah bunyi musik pada puisi. Orkestrasi ini berupa penggabungan unsur-unsur kepuitisan bunyi yang menyebabkan merdu dan berirama. Orkestrasi bunyi yang merdudisebut efoni, sedangkan orkestrasi bunyi parau disebut kakofeni. Satuan-satuan estetik lapis arti diantaranya berupa diksi, bahasa kiasan, dan sarana retorika. Diksi adalah pemilihan kata setepat-tepatnya. Pemilihan kata itu disesuaikan dengan ekspresi bunyi, ketepatan arti yang sesuai dengan gagasan sajak, konsep estetik, dan warna setempat (local colour). Bahasa kiasan ialah menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang sebetulnya tidak sama. Bahasa kiasan itu memperjelas gambaran angan (citraan). Ada beberapa jenis bahasa kiasan: perumpamaan(simile), metafora, personifikasi, metonimi, sinekdoki, perumpamaan epos (epic smile), dan alegori. D samping bahasa kiasan, sarana kepuitisan untuk mendapatkan nilai estetik adalah sarana retorika (rhetorical device). Sarana retorika ini ialah muslihat pikiran; berupa pemanipulasian penggunaan bahasa untuk menarik perhatian dan membuat pembaca berkontemplasi. Sarana ini banyak jenis dan ragamnya. Di antaranya adalah pleonasme, tautology, paradoks, enomerase, pararelisme, silepsis, repetisi, dan sebagainya.

Mari Belajar Menyimak

Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara 
(a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, 
(b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, 
(c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, 
(d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak. 

Menyimak konsentratif 
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. 


Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk :
(a) mengikuti petunjuk-petunjuk, 
(b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. 
(c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. 
(d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, 
(e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan 
(f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23). 

Menyimak selektif 
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. 
Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: 
(a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, 
(b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, 
(c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

Analogi

Contoh 1

Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan. Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta pun mengembang. 

Contoh 2

Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak antara lain bergantung pada bagaimana cara oran tua mendidiknya, pengaruh orang-orang terdekat dan lingkungannya. Demikian pula kertas putih yang belum bernoda, akan menjadi apa kertas tersebut tergantung pada apa yang akan kita goreskan pada kertas putih tersebut.

Contoh 3

Kalau anda gemar tanaman hias, tentu anda mengenal dengan baik cara menanam dan merawatnya dalam taman. Pada dasarnya, proses merawat taman sama denga proses merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan ketrampilan dan perhatian khusus. Pada tanaman, diperlukan ketrampilan mengolah tanah dan memberi pupuk, seperti memberi perhatian khusus, yaitu menyirami tepat waktu agar kelak memberi hasil yang memuaskan. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik 

Puisi

Sajak-Sajak Kecil Tentang Cinta
(Buah Karya : Sapardi Djoko Damono)


Mencintai angin,
harus menjadi siut...
Mencintai air,
harus menjadi ricik...
Mencintai gunung,
harus menjadi terjal...
Mencintai api,
harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala,
harus menebas jarak...
MencintaiMu,
harus menjelma aku

Manfaat Mendongen Bagi Anak-Anak

1. Mengembangkan Daya Imajinasi Anak Perlu diketahui bersama bahwa dunia anak itu merupakan dunia imajinasi. Oleh sebab itulah, anak-anak memiliki dunia sendiri dan tidak jarang mereka berkomunikasi dengan teman imajinasinya. Dengan daya imajinasinya yang masih sangat baik ini, sebagai orangtua, maka kita harus mampu mengarahkan anak ke arah yang baik serta tetap terkontrol. Memberikan dongeng kepada anak kita adalah cara paling baik untuk mengarahkan mereka ke arah yang positif. 

2. Mengasah Keterampilan dalam Berbahasa Dongeng adalah stimulasi dini yang bisa menstimulus keterampilan berbahasa pada anak-anak. Perlu juga diketahui bersama bahwa cerita dongeng untuk anak dapat merangsang anak-anak, khususnya anak perempuan, untuk meningkatkan keterampilan berbahasa mereka. Hal  tersebut disebabkan karena anak-anak perempuan cenderung lebih fokus dan lebih berkonsentrasi dibanding dengan anak laki-laki. Di sisi lain, kemampuan verbal merupakan kemampuan paling awal yang dipunyai anak-anak. Itulah sebabnya mengapa otak kanan mereka lebih mampu berkembang dan inilah yang mengakibatkan anak-anak lebih terlatih dalam berbahasa. Kisah-kisah dongeng yang berisi cerita positif seputar perilaku dan lain sebagainya akan membuat mereka jadi lebih mudah menyrap perkataan-perkataan yang sopan. 

3. Meningkatkan Minat Baca pada Anak Bila ingin mempunyai anak yang memiliki minat baca sangat baik, mendongeng merupakan salah satu jalan untuk menggapai hasil tersebut. dengan memberikan cerita dongeng pada anak-anak, maka mereka pasti akan sangat tertarik dan rasa sangat penasaran tersebut tentu saja membuat anak-anak ingin mencari tahu lebih jauh. Dalam keadaan seperti inilah, keinginnan untuk membaca jadi makin meingkat drastis. Membacakan buku ceriata atau dongeng yang menarik kepada buah hati kita merupakan cara paling praktis yang dapat Anda lakukan. Jadi, segera bacakan berbagai cerita atau dongeng untuk anak Anda. 

 4. Membangun Kecerdasan Emosional Anak Ternyata, membacakan dongeng kepada anak dapat membangkitkan kecerdasan emosional anak sekaligus juga sebagai sarana terhebat yang bisa lebih melengketkan hubungan ibu dengan anak. Bukan rahasia lagi atau sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak itu memiliki kesulitan untuk mempelajari nilai-nilai moral di dalam kehidupan. Dengan berdongeng cerita anak-anak, maka para orangtua dapat memberikan contoh teladan lewat tokoh-tokoh di dalam cerita yang didongengkan. Kisa-kisah dongeng untuk anak pun akan membantu si anak dalam menyerapi nilai-nilai emosional pada sesama. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa yang namanya kecerdasan emosional itu sangat penting selain kecerdasan kognitif. Ya, kecedasan emosional penting sekali bagi kehidupan sosial anak di masa yang akan datang. 

 5. Menciptakan Rasa Empatik Anak Lewat rangsangan cerita dongeng untuk anak, kepekaan anak pada umur 3 sampai 7 tahun distimulus berkaitan dengan situasai sosial yang terjadi di sekitar mereka. Dengan menerapkan metode dongeng untuk anak seperti ini, maka mereka semua akan belajar berempati kepada lingkungan sekitarnya. Rangsangan yang akan jauh lebih sukes atau berhasil adalah dengan menstimulus indra pendengarannya. Penting sekali bagi Anda para orangtua untuk memberikan rangsangan seperti ini dalam rangka memberikan yang baik bagi mereka di masa yang akan datang. Dengan kisah-kisah dongeng yang bersifat mendidik, maka akan dengan sangat mudah anak-anak menyerap nilai positif. Inilah yang akan menjadikan mereka sebagai anak yang sangat berempati terhadap sesamanya. Empati adalah kemampuan untuk merasakan kondisi emosionla orang lain di sekitarnya. Selain itu,dapat diartikan pula sebagai rasa simpatik dan ingin berupaya menyelesaikan masalah juga mengambil perspektif orang lain. Sementara itu, definisi empati lainnya yaitu kemampuan dengan berbagai macam definisi yang berbeda dan meliputi spektrum cukup luas. Rasa tersebut berkisar pada orang lain yang menimbulkan keinginan untuk membantu, mengalami sebuah emosi yang sama dengan emosi orang lain, mengatahui apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain, juga mengaburkan garis diri dengan orang lain. Mengetahui definis empati secara mendalam sangatlah penting, termasuk juga anak-anak. Dalam hal ini, mendongeng mampu menciptakan rasa empatik pada anak. Bermacam Buku Dongeng Anak Ada buku dongeng untuk anak yang terbuat dari kain, sehingga aman untuk anak yang masih bayi. Ada yang hardcover dengan banyak gambar dan warna-warni yang beragam dan cerah menarik mata anak. Ada juga yang tipis dan kecil layaknya buku saku yang bisa dibawa ke mana-mana. Untuk jenis dongeng juga beragam. Ada fabel (dongeng binatang), dongeng fantasi, ataupun juga dongeng legenda turun temurun yang sudah ada dari zaman kita masih kecil. Isi buku dongeng untuk anak juga beraneka. Lebih banyak gambar ilustrasi namun ada juga yang komposisi antara tulisan cetak dan ilustrasi cerita berimbang.

Internalisasi, Sosialisasi, Enkulturasi, Defusi, Alkulturasi, dan Asimilasi

1.Internalisasi 

a)Proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. 
b)Di mana dia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
c)Dari hari ke hari dalam kehidupannya, bertambahlah pengalaman seorang manusia mengenai bermacam-macam perasaan baru. 

 2.Sosialisasi 

a)Proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. 
b)Proses sosialisasi yang terjadi tentu saja berbeda-beda satu sama lainnya.Golongan sosial yang satu dengan lain atau dalam lingkungan sosial dari berbagai suku bangsa di Indonesia atau dalam lingkungan sosial bangsa-bangsa lain di dunia. 

3.Enkulturasi 

a)Seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kehidupannya. 
b)Sejak kecil proses ini sudah mulai tertanam dalam alam pikiran warga suatu  masyarakat.Mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya,kemudian teman-teman bermainnya.Seorang individu akan belajar meniru berbagai macam tindakan. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya “dibudayakan”. 

4.Difusi 

1.Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. 
2.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat. 
3.Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
4. Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan: 
a)Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat. 
b)Penerimaan unsur baru. 
c)Proses integrasi. 

5.Akulturasi 

1.Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok– kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya. 
 2.Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
3.Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
4. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat meningbulkan proses akulturasi: 
a)Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok. 
b)Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan. 
c)Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai. 
d)Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya. 
e)Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.  


 Hal penting yang harus diperhatikan dalam proses akulturasi adalah: 
a)Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan. 
b)Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing. 
c)Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam kebudayaan penerima. 
d)Bagian-bagian dari masyarkat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tadi. e)Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing. 

 6.Asimilasi 

Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan antar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama. 
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
a)Faktor toleransi. 
b)Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi. 
c)Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain. 
d)Faktor perkawinan campuran .